Persib dan Bisnis Merchandise

6.04.2009

Sepakbola telah menyulap sebagian suporternya menjadi kalangan bisnis, baik bisnis kelas atas maupun bisnis kelas bawah. Dari mulai tukang jahit, hingga tukang sablon. Keterkaitan ini memang sangat kental adanya. Di Inggris, Manchester United memiliki Manchester United Megastore di dalam kompleks stadion Old Trafford dan penjualannya yang sangat massif begitu membantu pemasukan dana tim juara Liga Primer Inggris musim 2008/09 tersebut. Saat prestasi Manchester United meningkat, para suporter berbondong-bondong berbelanja produk-produk berbau Manchester United. Begitu juga para suporter Persib Bandung, demi menyokong rasa haus pendukung akan merchandise wajib suporter, Viking Supporter Club, kelompok suporter Pesib Bandung membuka beberapa cabang toko di Bandung. Di antaranya Viking Real Supporters di bilangan Jl. Ahmad Yani, tepatnya di Stadion Persib. Membuka toko sejak tahun 2007 membuat Opik menjadi seorang suporter yang bekerja di sebuah toko berisi merchandise berlabel Viking. Meski bukan merchandise resmi Persib tapi merchandise berupa Jaket, Baju, Rompi, Pin dan lain-lain yang berlabelkan Viking sebagai wadah suporter Persib terbesar yang memiliki jutaan anggota di Bandung.


Diakui oleh Opik bahwa sepakbola telah menjadi sektor yang sangat berpengaruh kepada perekonomian. Di saat suatu daerah seperti Bandung yang memiliki sebuah tim sepakbola dan masyarakat di Bandung memiliki budaya sepakbola yang sangat kental, di situlah saatnya fanatisme berekspansi menjadi bisnis yang menggiurkan. Demi mendukung tim tercintanya, suporter rela merogoh kocek cukup dalam untuk membeli aksesoris seperti baju, jaket, dan pin menjelang timnya berlaga. Opik juga menyatakan bahwa saat Persib sedang berprestasi baik dan terus-menerus menuai hasil positif, produk menjadi laku keras karena para bobotoh semakin bangga mengenakan aksesoris Persib dan di saat Persib sedang terpuruk, penjualan sedikit menurun meski selalu saja ada konsumen. Selain itu, ada Jatira Sport yang telah berdiri sejak tahun 1992. Jatira yang pada awalnya hanya berupa industri rumahan yang memproduksi peralatan olahraga sekarang berkembang menjadi bisnis yang cukup sukses. Di awal dekade 2000-an, Jatira bahkan sempat menjadi sponsor untuk apparel Persib berupa Jaket dan pakaian dalam, juga apparel latihan Persib. Saat ditanyakan tentang dampak prestasi Persib tahun ini yang meningkat dibanding musim-musim sebelumnya, Pak Kamal, pengelola Jatira Sport mengakui bahwa penjualan merchandise Persib di tokonya meningkat, ”Saya mah dari dulu berharap Persib selalu menang, selain saya senang dan bangga, saya juga mendapatkan keuntungan dari prestasi Persib itu, penjualan jadi meningkat” ujar Kamal. Sepakbola memang menjadi bisnis yang menggiurkan. Tak jarang yang menjadikan fanatisme suporter sebagai salah satu komoditas yang menguntungkan banyak pihak.


Liga Indonesia telah berkembang menjadi Liga Super Indonesia pada musim 2008/2009. Salah satu peraturannya mengatakan bahwa setiap tim harus mampu mendanai tim secara mandiri tanpa bantuan dari pemerintah daerah dan membentuk badan hukum. Persib yang telah mencanangkan PT Persib Bandung Mermartabat akan membutuhkan dana yang besar untuk mendanai tim. Salah satu caranya adalah dengan mematenkan produk-produk berlabel Persib. Ini yang menjadi batu sandungan bagi para pebisnis merchandise Persib. Persib yang tadinya milik rakyat Bandung, nantinya akan (secara hukum) dimiliki oleh sebuah badan hukum. Bagi Opik, adanya hak paten atas produk Persib bisa dijadikan kesempatan lain untuk berafiliasi dengan Persib. ”Kami akan melakukan kerjasama dengan Persib untuk urusan merchandising dengan cara bagi hasil, meski belum ada keputusan hitam di atas putih, namun sudah ada wacana-wacana seperti itu.” Sedangkan bagi Kamal, soal mungkin adanya hak paten atas produk Persib, dia berharap agar dapat tetap memproduksi dan bekerja sama dengan Persib Bandung.(Haekal Adzani)

10 Comments:

Suhervandri - Ihsan Abdillah said...

bisnis merchadise bola memang sangat marak di Indonesia.tidak hanya di Indonesia saja, di negara negara pecinta sepak bola lainnya pun demikian..menurut saya itu merupakan hal yang positif, karena memang benar menopang ekonomi rakyat..

(ipan picoen)

bhirmbani said...

seharusnya tinggal dioptimalkan pemanfaatannya biar berguna yah...

indah tri novita dan inda astri andini said...

iya!! bisnis mercahndise sah sah saja. bagi orang yang addict tentu saja ga masalah mengeluarkan kocek demi klub kebanggaannya

Anju Christian said...

kesuksesan bisnis aksesoris ini adalah buah positif dari fanatisme suporter di Indonesia

Anonymous said...

bisnis seperti ini emang membantu ekonomi masyarakat..tapi bisa jadi yang berbisnis sambil menyelam minum air,,,dia bisnis sebagai tanda cintanya sama tim kesayangannya..heheh

riendy

deliciooouuusss said...

bisnis marchandise adalah bisnis yang menjanjikan

kiky said...

bisnis merchandise oke juga kok buat lahan pencaharian... kan lumayan buat orang2 bisa bikin usaha sendiri. jadi, selain ada toko merchandise asli dari manajemen persibnya, pedagang2 pinggir jalan yang jual merchandise persib juga bisa ikut menikmati keuntungan dari persib,,, hehe

Jurnal Persib Online said...

@ kiki ; betul, dan lagi pula, hak paten atas merchandise persib, tidak akan diatur secara ketat, pak yoyo bilang, kita bisa maklum karena banyak orang kecil bisa hidup dari Persib..hehe,,selanjutnya bisa simak wawancara kami dengan yoyo s. adiredja, salah satu pendiri pt persib bandung bermartabat

Anonymous said...

satu kata buat lo ky... nice...

bacanya lumayan seru,. mmm, dan ternyata emang ngga ada aspek apapun yang bisa terlepas dari bisnis, begitupula marchandising persib...

menurut gw dipatenkan atau tidak ngga begitu berdampak signifikan ko, itu kan tinggal masalah bermain di pemilihan segmen aja...

jakah-diana said...

sekarang apa aja bisa dijadiin bisnis..waw