Patung Sepakbola Bandung (Galeri Foto)

6.04.2009

Patung Sepakbola Bandung
Jl. Lembong












All Photos by: Haekal Adzani

Stadion Persib (Galeri Foto)

Stadion Persib
Jl. Ahmad Yani



Pintu Utama Stadion Persib








Sudut-sudut Stadion Persib

All Photos by: Haekal Adzani

Stadion Siliwangi (Galeri Foto)

Stadion Siliwangi
Jl. Lombok

Pada awalnya, Stadion Siliwangi ditujukan untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api 24 Maret 1946 dan didekasikan untuk 200.000 warga Bandung yang rela hartanya dibakar dalam peristiwa Bandung Lautan Api atas prakarsa Pangdam Siliwangi pertama, Kolonel Inf A.E. Kawilarang di tahun 1954.
Stadion milik Kodam III/Siliwangi ini pun digunakan untuk pembinaan jasmani para anggota Kodam III/Siliwangi. Seiring belum dimilikinya stadion yang lebih representatif di Kota Bandung untuk menggelar kegiatan olahraga yang besar, stadion dengan kapasitas sekitar 25.000 penonton tersebut seolah identik dengan kandang Persib Bandung. Pada 24 Maret 1956 Stadion Siliwangi diresmikan oleh Panglima Kawilarang. Dan juga diadakan pertandingan persahabatan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Pada tahun 1961, Stadion Siliwangi digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) V yang diresmikan oleh Presiden Soekarno.
Saat ini, Stadion Siliwangi tidak digunakan oleh Persib karena sanksi larangan bermain di Stadion Siliwangi oleh PSSI, dan untuk sementara Persib bermain kandang di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung.
Berikut foto-foto Stadion Siliwangi:



Pintu Masuk Utama Stadion Siliwangi





Sudut-sudut Stadion Siliwangi

All Photos by: Haekal Adzani

Sekretariat Persib Bandung (Galeri Foto)

Sekretariat Persib Bandung
Jl. Gurame no. 2


Setelah bertahun-tahun terus berpindah-pindah sekretariat, akhirnya pada dekade 1950-an Walikota Bandung saat itu R. Enoch dimohon untuk membangun sebuah sekretariat untuk Persib oleh Soendoro. Akhirnya pembangunan sekretariat Persib di Jl. Gurame pun rampung. Hingga saat ini, tempat tersebut masih digunakan sebagai sekretariat Persib. Berikut foto-foto sekretariat Persib (2009):


Sekretariat Persib I


Sekretariat Persib II


Persib Dalam Foto


Loket Pembelian Tiket Persib di Sekretariat

All photos by: Haekal Adzani

Persib dan Bisnis Merchandise

Sepakbola telah menyulap sebagian suporternya menjadi kalangan bisnis, baik bisnis kelas atas maupun bisnis kelas bawah. Dari mulai tukang jahit, hingga tukang sablon. Keterkaitan ini memang sangat kental adanya. Di Inggris, Manchester United memiliki Manchester United Megastore di dalam kompleks stadion Old Trafford dan penjualannya yang sangat massif begitu membantu pemasukan dana tim juara Liga Primer Inggris musim 2008/09 tersebut. Saat prestasi Manchester United meningkat, para suporter berbondong-bondong berbelanja produk-produk berbau Manchester United. Begitu juga para suporter Persib Bandung, demi menyokong rasa haus pendukung akan merchandise wajib suporter, Viking Supporter Club, kelompok suporter Pesib Bandung membuka beberapa cabang toko di Bandung. Di antaranya Viking Real Supporters di bilangan Jl. Ahmad Yani, tepatnya di Stadion Persib. Membuka toko sejak tahun 2007 membuat Opik menjadi seorang suporter yang bekerja di sebuah toko berisi merchandise berlabel Viking. Meski bukan merchandise resmi Persib tapi merchandise berupa Jaket, Baju, Rompi, Pin dan lain-lain yang berlabelkan Viking sebagai wadah suporter Persib terbesar yang memiliki jutaan anggota di Bandung.


Diakui oleh Opik bahwa sepakbola telah menjadi sektor yang sangat berpengaruh kepada perekonomian. Di saat suatu daerah seperti Bandung yang memiliki sebuah tim sepakbola dan masyarakat di Bandung memiliki budaya sepakbola yang sangat kental, di situlah saatnya fanatisme berekspansi menjadi bisnis yang menggiurkan. Demi mendukung tim tercintanya, suporter rela merogoh kocek cukup dalam untuk membeli aksesoris seperti baju, jaket, dan pin menjelang timnya berlaga. Opik juga menyatakan bahwa saat Persib sedang berprestasi baik dan terus-menerus menuai hasil positif, produk menjadi laku keras karena para bobotoh semakin bangga mengenakan aksesoris Persib dan di saat Persib sedang terpuruk, penjualan sedikit menurun meski selalu saja ada konsumen. Selain itu, ada Jatira Sport yang telah berdiri sejak tahun 1992. Jatira yang pada awalnya hanya berupa industri rumahan yang memproduksi peralatan olahraga sekarang berkembang menjadi bisnis yang cukup sukses. Di awal dekade 2000-an, Jatira bahkan sempat menjadi sponsor untuk apparel Persib berupa Jaket dan pakaian dalam, juga apparel latihan Persib. Saat ditanyakan tentang dampak prestasi Persib tahun ini yang meningkat dibanding musim-musim sebelumnya, Pak Kamal, pengelola Jatira Sport mengakui bahwa penjualan merchandise Persib di tokonya meningkat, ”Saya mah dari dulu berharap Persib selalu menang, selain saya senang dan bangga, saya juga mendapatkan keuntungan dari prestasi Persib itu, penjualan jadi meningkat” ujar Kamal. Sepakbola memang menjadi bisnis yang menggiurkan. Tak jarang yang menjadikan fanatisme suporter sebagai salah satu komoditas yang menguntungkan banyak pihak.


Liga Indonesia telah berkembang menjadi Liga Super Indonesia pada musim 2008/2009. Salah satu peraturannya mengatakan bahwa setiap tim harus mampu mendanai tim secara mandiri tanpa bantuan dari pemerintah daerah dan membentuk badan hukum. Persib yang telah mencanangkan PT Persib Bandung Mermartabat akan membutuhkan dana yang besar untuk mendanai tim. Salah satu caranya adalah dengan mematenkan produk-produk berlabel Persib. Ini yang menjadi batu sandungan bagi para pebisnis merchandise Persib. Persib yang tadinya milik rakyat Bandung, nantinya akan (secara hukum) dimiliki oleh sebuah badan hukum. Bagi Opik, adanya hak paten atas produk Persib bisa dijadikan kesempatan lain untuk berafiliasi dengan Persib. ”Kami akan melakukan kerjasama dengan Persib untuk urusan merchandising dengan cara bagi hasil, meski belum ada keputusan hitam di atas putih, namun sudah ada wacana-wacana seperti itu.” Sedangkan bagi Kamal, soal mungkin adanya hak paten atas produk Persib, dia berharap agar dapat tetap memproduksi dan bekerja sama dengan Persib Bandung.(Haekal Adzani)

Yoyo S. Adiredja: Persebakbolaan Kita Sedang Sakit

6.03.2009

Menjelang bubaran musim perdana kompetisi Liga Super Indonesia (LSI), Persib Bandung luntang-lantung mencari dana pinjaman guna membiayai ongkos kompetisi. Tentang kekurangan dana sebesar Rp 4 miliar seperti dikatakan Pak Wali Kota (Dada Rosada, red) memang benar. Berdasarkan laporan terakhir manajemen tim, kita masih membutuhkan dana sebesar itu," kata Asisten Manajer Persib, H. Umuh Muhtar ketika dikonfirmasi wartawan, termasuk wartawan "GM", Endan Suhendra dan Anwari Januar M. di Graha Residen Surabaya, Selasa (2/6).(Galamedia, 3/6).

Memang, permasalahan serupa tidak hanya dialami Persib sendiri. PSIS Semarang bahkan sudah dibabarkan oleh para pengurusnya sejak 5 Mei silam. Beberapa klub lain termasuk PSMS Medan, PSM Makassar juga mengalami ‘sesak napas’ dalam menjalani kasta sepakbola tertinggi d di tanah air ini. Lantas, apa sebenarnya yang menjadi pangkal persoalan yang dihadapi Persib dan klub-klub peserta LSI lainnya? Apakah klub, termasuk Persib belum siap untuk mandiri? Atau LSI kelewat mahal bagi klub-klub tanah air yang mayoritas masih disubsidi APBD.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, Jurnal Persib Online mengirim Rivki Maulana guna mewawancarai salah satu pendiri PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB), Yoyo S. Adiredja. Pemimpin Redaksi Harian Pikiran Rakyat Cum Ketua KONI Jawa Barat ini mengatakan pangkal permasalahannya ada di persepakbolaan nasional. “Persepakbolaan kita sedang sakit,” katanya saat ditemui di kantor KONI Jabar, Jalan Padjadjaran, 27/5.

Berikut petikan wawancara:

Musim depan sepertinya Persib sudah tidak bisa lagi mendapatkan dana APBD. Lagkah apa yang sudah dipersiapkan PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB) untuk membiayai Persib di kompetisi musim berikutnya?

Kami menunggu badan hukum ini (PT. PBB – red ) disahkan oleh Departemen Kehakiman. Jadi ketika sudah disahkan, Persib tidak bisa lagi mendapatkan dana APBD. Sampai saat ini, PT .PBB belum mendapatkan pengesahan.

Ketika nantinya disahkan, Persib tentunya harus lepas dari pemerintah terlebih banyak juga resistensi dari DPRD Kota Bandung mengenai anggaran Persib ini. Bagaimana PT. PBB mensiasati hal tersebut?

Begini, kita berbicara persoalan besar, persoalan nasional. Dalam kondisi sekarang,dikatakan sulit ketika ada perusahaan harus menghasilkan laba 2 miliar per bulan untuk membiayai kompetisi. Secara logika ini kan tidak mudah.

Ini bukan persoalan PT tidak bisa dapat uang, tapi soal sepakbola nasional. Tidak sekedar Persib tidak bisa dapat dana. Kita harus berpikir secara makro dan ukuran makro itu adalah sepakbola Indonesia. Semua tim juga susah dapat dana, jadi tidak hanya Persib.

Terlebih, PBB. ini kan PT baru, 'gak mungkin juga minta proyek sana sini. Jadi jangan dulu masuk ke situ (soal Persib tidak punya dana – red ) tapi bagaimana cara memperbaiki pola pembinaan persepakbolaan nasional secara organisasi supaya tidak menyulitkan pemilik klub.

Banyak faktor penyebab mengapa kompetisi begitu mahal (rata-rata 25 miliar per tahun – red ). Salah satunya ya gaji pemain sangat tinggi dan pemain asing yang harus dibayar mahal. Sekitar 50-60 % pengeluaran klub itu untuk gaji pemain.

Pemain kita itu juga harus disetarakan dengan kesetaraan kemasyarakatan. Sekarang rata-rata gaji pemain lokal Rp. 600 – 700 juta per tahun atau Rp. 50 juta per bulan. Lantas dengan gaji sebesar itu prestasinya semacam apa? kita di SEA GAMES juara tiga pun tidak!

Apakah PSSI sendiri terkadang menyulitkan klub dengan perangkat aturan yang ia buat?

Ya. Secara teknis kan PSSI merujuk ke AFC. Tapi ada juga aturan organisasi untuk mengelola kompetisi yang sangat memberatkan. Misalnya, kuota pemain asing lima pemain. Padahal kalau jumlah pemain asing itu hanya dua atau tiga, justru meringankan beban klub karena pemain asing banderolnya mahal. Lihat Malaysia, pemain asing sudah dilarang di sana.

Bagaimana soal jadwal pertandingan? Sepertinya jadwal kompetisi disusun terlalu padat. Selain itu terkendalanya izin pertandingan yang lantas membuat PSSI memindahkan pertandingan kandang sebuah klub di luar homebase-nya malah membuat kru kehilangan penghasilan.

Pola penjadwalan yang berubah-ubah ini sangat mengganggu klub dari sisi penghasilan meskipun secara keseluruhan kontribusi dari tiket itu belum signifikan.

Potensi Persib untuk mendapatkan sponsor ini lumayan besar, tapi kok sampai saat ini Persib belum berhasil menggaet sponsor?

Jangan fokus ke Persib saja, klub lain pun mengalami hal serupa. Lihat lagi kompetisi secara menyeluruh, kalau penontonnya saja masih anarkis, mana ada yang mau jadi sponsor. Jadi ada kultur sepakbola yang harus dibenahi bukan hanya Persib.

Sebenarnya ketika olahraga hendak menjadi industri, pintu utamanya itu ada di sepakbola karena potensi penontonya banyak. Tapi tetap harus dikelola dengan baik. Kalau wasitnya saja tidak qualified, kan jadi ribut.

Jadi sebenarnya Persib itu adalah Imbas dari buruknnya pengelolaan persepakbolaan nasional? Dan “korbannya” tidak hanya Persib.

Betul. Itu juga lah yang menyebabkan PSIS bubar, PSMS jerit-jerit “kita mau bubar”. Tidak mungkin kita bisa maju kalau manajemennya saja ancur-ancuran.
Kalau mau swasta, kita harus punya perencanaan yang matang, kondisinya harus kondusif, jalinan kerjasama sama dengan pihak swasta lainnya juga bagus, dan itu berbarengan dengan prestasi klubnya.

Jadi memang pangkal permasalahannya itu ada di PSSI?

Persebakbolaan nasional sedang sakit.

Sejauh ini PT PBB sudah membuat semacam Blue Print?

Oh sudah, itu ada di Pak Iwan (presiden komisaris). Beberapa di antaranya dalah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah, sebagai mitra dalam pembangunan daerah ; optimalisasi tiket ; pembuatan merchandise .

Soal merchandise, PBB tidak takut dibajak?

Persib itu milik masyarakat, bukan milik PT, bukan milik sekelompok orang, bukan milik sekelompok bobotoh. Orang – orang hidup di sini (Persib –red ). Lihat deh di stadion, banyak kan yang dagang aksesoris Persib, dan mereka itu paling produksi dalam skala kecil, kalau kita patenkan, bagaimana nasib mereka? Itulah mengapa Persib itu bukan semata sepakbola.

Jadi butuh waktu agar hak cipta ini tidak juga merugikan mayarakat kecil?

Ya butuh waktu, sangat tergantung pada kondisi sosial ekonomi kita secara menyeluruh.

Bisa dimaklumi hak paten Persib dibajak?

Masih dimaklumi karena banyak masyarakat yang hidup karena keberadaan Persib

Apa yang harus dilakukan PSSI untuk membenahi persepakbolaan nasional?

Pertama mengubah pola kompetisi ; beberapa rule termasuk penggunaan pemain asing. Pemain asing ini bukan pada banyak atau tidaknya, tapi apakah ia bisa meningkatkan permainan sepakbola Indonesia atau tidak. Sampai sejauh ini kan belum ada evaluasi yang signifikan yang dilakukan PSSI terhadap kinerja pemain asing setiap tahun. Standarisasi pemain asing juga harus diklasifikasi. Yang ada sekarang kan, pemain asing malah ikut-ikutan ribut dan tidak menunjukan sopan santun dalam bermain.

Kedua, Menekan gaji pemain, sistem kompetisi yang diperhemat, berbagi peluang untuk sponsorship. Hak siar televisi juga harus ditata ulang agar bisa memberikan kontribusi lebih kepada klub. Selama ini kontribusi dari hak siar televisi tidak signifikan.

Hawe Setiawan: Persib adalah Persoalan Budaya

Persib sepertinya sudah kadung menjadi ikon Kota Bandung. Koran-koran lokal Bandung seperti Pikiran Rakyat, Tribun Jabar, dan Galamedia, acapkali menampilkan Persib sebagai headline mereka. Lihatlah halaman depan tiga surat kabar tersebut pada Rabu, 3 Juni 2009, semua menampilkan berita tentang buntut kekalahan Persib melawan Persitara Jakarta Utara yang berlangsung sehari sebelumnya.

“Persib menjadi bagian penting policy pemberitaan utama surat kabar di Bandung,” ujar budayawan, Hawe Setiawan. Penulis buku Sepuluh Pelajaran Wartawan ini mengungkapkan, Persib seolah sudah menjadi bagian penting bagi citra diri orang Bandung pada khususnya.

Apakah ini adalah sebuah tanda bahwa Persib bukan sekedar urusan sepakbola semata? Secara tegas Hawe mengatakan, “Persib bagi saya adalah persoalan budaya, sosial, dan bahkan politik. Sepakbola hanyalah area kecilnya saja.”

Hawe menyatakan hal tersebut saat ditemui wartawan Jurnal Persib Online, Rivki Maulana, di bekas gedung Universitas Bandung Raya, Jalan Rangga Gading, 22/5 silam.

Berikut petikan wawancara:

Saya melihat, Persib sepertinya bukan sekedar tim sepak bola, di Bandung, Persib seolah telah menjadi ikon kota. Di seantero Pulau Jawa bagian barat pada khususnya, animo masyarakat terhadap Persib begitu tinggi. Misalnya, kelompok suporter persib, Viking, sudah punya distrik yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat, bahkan Jakarta dan Lampung. Bagaimana tanggapan Anda?

Persib telah menjadi bagian penting bagi sebagian besar warga Bandung bagi citra diri mereka. Bahkan, sebagian orang –untuk sementara waktu– sering mengatakan, Ikon Bandung itu ada tiga; Persib, Unpad, dan Koran Pikiran Rakyat.

Mungkin, pada batas tertentu keberadaan Persib telah melekat pada diri warga Bandung yang lantas mereka tunjukan sebagai identitas diri mereka di tengah-tengah masyarakat lainnya.

Setiap kota punya klub sepakbola masing-masing dan Bandung punya Persib. Seolah–olah right or wrong is my Persib. Ada semacam nasionalisme ‘lokal’ dalam arti yang populer. Paling tidak, klub tersebut bisa menjadi saluran hasrat bagi warga Bandung untuk berkelompok. Melakukan aktivitas ringan, bergembira, bahkan untuk hal-hal yang agak serius semisal membuat lagu (Kompilasi Album Viking - red), membuat semacam FO (Viking Fanshop – red ).

Selain itu, Persib juga menjadi sebuah alasan untuk menerbitkan majalah tersendiri (Persib Magz, Maung Bandung, Persib Plus, Bobotoh – red ). Persib dijadikan alasan bagi sebuah kegiatan kreatif.

Jadi bisa dikatakan, Persib juga persoalan budaya?

Ya. Persib bagi saya adalah masalah budaya. Ini berkaitan dengan nilai-nilai, sikap kolektif, kecemasan kolektif, harapan, impian, ruang publik dan kebijakan politik. Bahkan mungkin dengan agama. Bobotoh tertentu, di dalam event orahraga barangkali menemukan pengalaman batin yang kita tidak tahu bagaimana bentuknya, bisa saja kan? (sambil tersenyum).

Ketika Persib bisa mengalahkan lainnya dalam satu pertandingan LSI misalnya, koran-koran lokal langsung memuat kemenangan Persib itu sebagai headline mereka. Jadi, Animo masyarakat terhadap Persib itu begitu tinggi. Apa kaitannya dengan identitas yang melekat tadi?

Seingat saya, Pikiran Rakyat tidak pernah menempatkan berita kejayaan Persib di halaman dalam, selalu di front page.

Hal itu bisa dilihat sebagai representasi dari psiko-kolektif, alam batin sejumlah warga Bandung. Dan saya pikir koran lainnya juga punya kecenderungan yang sama. Persib menjadi bagian penting policy pemberitaan utama surat kabar di Bandung. Persib telah menjadi selebritis tersendiri.

Apakah, penempatan Persib di headline surat kabar menjadi semacam romantisme kejayaan masa lalu karena selama kurun waktu 13 tahun lebih persib mengalami wan prestasi? Lantas hal tersebut menjadi bagian yang sangat penting terkait dengan melekatnya Persib di benak masyarakat Bandung?

Saya pikir, seharusnya secara ideal sebuah klub sepakbola itu tidak punya persepsi tentang puncak kejayaan masa lalu karena dengan begitu masa kini, akan diartikan –secara sadar atau tidak– sebagai gerak mundur. Tapi saya pikir ini hanya masalah kenangan kolektif, sebagai rujukan.

Hal itu menunjukan keberadaan Persib di tengah perkembangan Kota Bandung itu sendiri?

Saya tidak tahu sejak kapan, tapi nampaknya –dan lebih tepa – Persib disebut sebagai ikon Kota Bandung sampai sekarang, paling tidak untuk kalangan remaja dewasa.

Ikon ini akan semakin kuat jika sejalan dengan sisi ekonominya?

Ya betul, seperti yang saya katakan sebelumnya soal Distro Viking itu kan. Tinggal sekarang bagaimana Persib tidak bergantung lagi terhadap peran pemerintah. Idealnya klub olahraga seperti Persib bisa mandiri secara ekonomi dan tentunya mandiri secara budaya. Bahkan bisa juga menjadi semacam counter culture.

Apa arti mandiri secara budaya?

Mandiri dalam arti dia mengeksplorasi, menciptakan nilai-nilai, bentuk-bentuk ekspresi yang dikembangkan berasal dari lingkungan internalnya, bukan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang berada di luar dirinya.

Pembuatan lagu, desain kaos, apakah hal itu juga merupakan bentuk dari mandiri secara budaya?

Ya. bisa dibilang jalan ke arah mandiri secara budaya itu sudah terbuka. Persib sekarang sudah harus lebih banyak berpaling kepada para pecintanya sendiri karena di situlah sumber kekuatan Persib sesunggunya, bukan pemerintah.

Pemerintah bisa berganti-ganti, ganti pemerintah ganti kebijakan. Terlebih, komitmen terhadap Persib pun tidak muncul lewat proses yang sama dengan para bobotoh.
Karena hanya kebetulan ada dana sedikit untuk olahraga, atau hanya karena ingin mendapat simpati kolektif untuk kepentingan politik tertentu.

Bisa dikatakan, komitmen pemerintah itu tidak tulus, ada udang di balik batunya?

Ya. Ini kan berbeda dengan Viking misalnya, mereka saya lihat komitmennya muncul dari perasaan yang spontan.

Ketika Persib terus bergantung kepada penguasa apakah ini indikasi Persib terus dipolitisasi oleh penguasa untuk kepentingan politik tertentu?

Secara politik ya dan saya kita jangan sampai Persib mau membiarkan dirinya menjadi instrumen politik dari unsur politik manapun, apakah itu calon walikota, pejabat, maupun partai politik. Yang harus difokuskan itu adalah bagaimana Persib betul-betul menjadi klub olahraga. Persib tetaplah harus menjunjung sportivitas karena di situlah makomnya (tempat seharusnya) Persib.

Persib bukan organisasi politik, tapi organisasi olahraga.

Beberapa pihak menganggap Persib milik publik sehingga peran pemerintah di sana tetap harus ada. Bagaimana mekanisme yang tepat agar Persib ini tetap milik publik tapi tidak juga dipolitisasi?

Mungkin kita bisa mencontoh BBC, dia media publik, dia didanai oleh dana dari publik. Dalam pemberitaan, BBC bisa sangat keras terhadap pemerintah karena memang dia tidak bertanggung jawab kepada pemerintah.

Bukan tidak mungkin Persib bisa meniru BBC meski konteksnya agak berbeda. Jadi Persib bisa mengandalkan dana publik tetapi mekanismenya yang harus dipikir ulang. Jangan sampai terjadi kekacauan penggunaan dana publik dengan loyalitas publik figur politik tertentu.

Persib menerima dana dari APBD itu dimaksudkan sebagai wujud dari komitmen publik terhadap keberadaan Persib. Para pengurus, massa pendukung Persib juga jangan mau dipolitisasi oleh kekuatan politik tertentu. Tantangannya adalah bagaimana Persib, pengelola, suporter bisa mandiri dan menjadi elemen penting dalam masyarakat sipil.

Apakah Anda melihat fanatisme bobotoh bisa mengarah pada bentuk-bentuk primordialisme?

Saya kurang begitu yakin akan mengarah ke sana (primordialisme – red). Memang, dalam batas tertentu dia bisa mengarah ke situ, tapi bukan dalam bentuk primordialisme yang konvensional seperti suku, agama, dan ras. Tapi tetap Persib adalah klub olahraga. Ini erat kaitannya denga pentingnya event. Olahraga itu sendiri kan sebenarnya ingin mengatasi berbagai rintangan seperti etnis, politik, bahkan ideologi.

Mungkin saja, tatkala nasionalisme tidak jelas juntrungannya, ideologi lain bangkrut, olahraga bisa menjadi ideologi baru.

Sebagai stake holder utama, terkadang suporter juga melakukan tindakan yang justru merugikan tim kesayangannya. Seberapa jauh bahaya fanatisme bobotoh itu sendiri terhadap Persib?

Berbahaya ketika faktor pendidikan dalam arti luas diabaikan. Yang kita harapkan tentunya bobotoh yang educated dalam arti dia mengedepankan pengetahuan yang menjadi dasar dia bertindak dan tidak menonjolkan keberingasan. Fanatisme sangat berbahaya ketika faktor pendidikan diabaikan dalam arti terwujud upaya-upaya yang memungkinkan bobotoh menyaluran fanatismenya tanpa kehilangan rasionalita


Bentuk pendidikannya sendiri bagaimana? Tidak harus formal kan?

Tidak, Pendidikan ini bisa dilakukan secara informal, bisa lewat ceramah, diskusi, display-display pamflet, dll. Tapi memang, vandalisme suporter itu juga merupakan hal yang melekat di mana-mana. Di Eropa sendiri kan ada hooligan. Untuk itu seluruh elemen masyarakat saya pikir perlu untuk mengawal agar penyaluran fanatisme ini ada pada tempatnya. Sayangnya ini belum dilakukan karena masalah bobotoh masih dianggap sebagai masalah olahraga. Padahal, masalah bobotoh ini sudah bukan urusan olahraga semata, tapi juga masalah sosial, ekonomi, bahkan politik.

Beberapa waktu yang lalu terjadi pemboikotan film Romeo dan Juliet oleh Viking. Terlepas dari isi film tersebut, apakah tindakan itu adalah sebuah aksi yang elegan?

Sama sekali enggak elegan. Itu bertentangan dengan semangat masyakat sipil yang mengandaikan tatanan yang ditandai sikap terbuka dan toleran.

Ini juga berkaitan dengan tanggung jawab media juga sebetulnya. Konflik antara The Jak dan Viking ini hal yang semu, seperti sebuah panggung permainan. Mengapa menjadi hal yang serius, mungkin ada keterkaitan dengan penafsiran media terhadap keberadaan Viking, jak mania, dan lain-lain.

Bobotoh sepertinya Reaksioner, apakah sikap ini timbul karena film tersebut cenderung provokatif atau kontoversial?

Ya, memang reaksioner. Tapi dari pihak pembuat film sendiri, apakah sudah ada karakter yang educated, dalam mencitrakan sebuah kelompok?

Selain itu juga terdapat simplifikasi berlebih dalam pencitraan kelompok di kalangan media massa. Misal menggambarkan orang sunda sebagai orang yang suka tukang kawin dalam sitkom suami-suami takut istri. Itu kan stereotip, pasti banyak orang 'gak setuju dan itu stereotip yang tidak perlu, tidak produktif.

Jadi di satu pihak fanatisme berlebih, di pihak lainnya ada simplifikasi berlebihan di dalam representasi kenyataan. Akhirnya yang terganggu kan tatanan masyarakat sipil. Ketika kepalan tangan sudah teracung, sesungguhnya tatanan masyarakat sudah terganggu. Orang tidak percaya lagi pada penyelesaian perbedaan secara rasional.

Persib Bandung Terancam Sanksi Komdis


Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, sepertinya bakal dirasakan oleh tim Persib Bandung. Seusai dikalahkan Persitara Jakarta Utara dengan skor 4-1 dalam lanjutan Kompetisi Liga Super Indonesia di Stadion Surajaya Lamongan, Senin (2/6), Persib Bandung terancam sanksi dari Komdis.

Wakil Ketua Komdis PSSI Bernhard Limbong mengatakan pihaknya tidak sungkan-sungkan memberikan sanksi kepada siapa saja pelaku Sepakbola di Kompetisi Liga Indonesia yang mencederai nilai-nilai sportitifitas Sepakbola.

Namun demikian, Limbong yang mantan pengurus Persib Bandung ini mengakui bahwa Komdis masih akan mempelajari kasus yang diduga adanya tindakan yang menjurus menodai nilai-nilai sportifitas di pertandingan tersebut.

"Kami masih menunggu laporan pengawas pertandingan, terutama saat pertandingan menjelang selesai, di mana pemain Persitara dengan mudahnya menjebol gawang Persib. Pemain Persib seakan sengaja membiarkan pemain Persitara Jakarta Utara menciptakan gol," ungkapnya di Sekretariat PSSI, Rabu (3/6).

Kesengajaan tersebut sepertinya ditunjukkan para pemain Persib Bandung lantaran ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan wasit Setiyono yang dinilai berat sebelah dalam memimpin pertandingan.

"Kalau masalah berat sebelah, kami pun tidak tahu, tetapi harusnya kubu Persib Bandung jika tidak puas terhadap kepemimpinan wasit Setiyono harus memberikan laporan rinci dan melalui mekanisme yang ada," tuturnya.

Selain dinilai mencederai nilai-nilai sprotifitas, ada beberapa pengurus Persib Bandung yang terancam sanksi dari Komdis. "Komdis juga akan memeriksa daftar beberapa ofisial yang layak berada di bench pemain, jika nanti tidak sesuai dengan yang didaftarkan, maka ofisial yang melakukan protes keras kepada aparat pertandingan akan dikenai sanksi," jelasnya.

Menurutnya, yang bisa melakukan protes adalah kapten kesebelasan karena pertandingan masih berlangsung. "Selain itu, bolehlah pelatih Persib yang melakukan protes, tetapi harus dengan jalur resmi, tidak menunjukkan perlakuan yang emosional," katanya.

Selaku Ketua Badan Perwasitan Sepakbola Indonesia (BWSI), Limbong mengaku tak henti memberikan sanksi kepada aparat pertandingan dalam hal ini wasit yang dinilai tidak menjalankan aturan yang berlaku.

"Masalah wasit yang katanya tidak becus memimpin, kami akan memberikan sanksi, namun hendaknya ada bukti yang membenarkan wasit bersangkutan tidak becus memimpin," tandasnya.

sumber : www.tribunjabar.co.id

Percuma Protes

Kekalahan menyakitkan Persib dari Persitara Jakarta Utara dengan skor 1-4 (0-1) benar-benar membuat Wakil Manajer Persib Umuh Muchtar terpukul. Umuh mengaku sangat kecewa dengan kondisi persepakbolaan Indonesia, bahkan ia berikrar tak akan lagi mau terlibat dalam manajemen klub sepak bola, setelah kompetisi ini berakhir.

"Entah mau bagaimana sepak bola kita kalau di tingkat kompetisi saja sudah begini. Ini baru pertama kali Persib melakukan protes keras seperti ini. Bahkan saat main di Irian Jaya pun, kami tak pernah protes sekeras ini," kata Umuh penuh emosi kepada wartawan Pikiran Rakyat, Arif Budi K. seusai laga di Stadion Surajaya Lamongan, Selasa (2/6).

"Kompetisi ini mengharuskan klub mengeluarkan uang miliaran. Tapi kalau dirusak oleh kejadian memalukan seperti ini percuma saja. Kalau begini caranya, saya sudah tidak mau lagi terlibat dalam sepak bola musim depan," ujarnya.

Kemarahan dan kekecewaan Umuh dipicu oleh kepemimpinan Wasit Setiyono, Asisten Wasit Kundori dan Endra Kardiana, serta Pengawas Pertandingan Marno. Umuh menganggap keputusan wasit yang selalu menghentikan serangan Persib dengan alasan offside sangat memalukan dan mencederai jargon fair play yang selalu digemborkan sebelum laga sepak bola. Selain itu, pengawas pertandingan juga dinilai Umuh tak menggubris keadaan dengan tetap menugaskan ketiga wasit sampai pertandingan usai.

"Para pemain sudah datang dengan niat bermain bagus. Tapi kalau seperti ini percuma. Masa gol Gonzalez yang jelas-jelas tidak offside dianggap offside. Setiap pemain menyerang lewat sayap atau umpan lambung juga pasti bendera offside diangkat," kata Umuh kesal.

Pertandingan Persib kontra Persitara diwarnai sepak bola unjuk rasa. Para pemain Persib berhenti bermain pada menit ke-86 dan hanya duduk berselonjor di lapangan sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan wasit.

Selain dihujani protes, laga ini juga dimeriahkan oleh teriakan ejekan penonton kepada Asisten Wasit Kundori dan Endra yang selalu mengangkat bendera offside saat Siswanto dkk. mencoba menyerang pertahanan Persitara.

Jaya Hartono mengaku, meminta manajemen untuk mengajukan protes tertulis kepada PSSI tentang kejadian ini. Namun, Umuh Muchtar hanya mengomentarinya dengan sinis. "Kami tidak akan protes. Selama ini juga tidak pernah didengar dan akan terus begitu," kata Umuh.

Source: http://www.pikiran-rakyat.com

Dikerjai Wasit, Pemain Persib Unjuk Rasa

Protes keras para pemain Persib Bandung berujung pada sepak bola unjuk rasa, yang pertama kali terjadi di Indonesia. Tidak puas pada kepemimpinan dan keputusan-keputusan wasit yang dianggap selalu merugikan Persib, para pemain "Maung Bandung" duduk berselonjor di lapangan, sebelum akhirnya dikalahkan Persitara Jakarta Utara 1-4 (0-1) di Stadion Surajaya Lamongan, Jawa Timur, Selasa (2/6).

Unjuk rasa dengan duduk berselonjor dan membiarkan pemain Persitara bebas menyerang di lapangan itu dilakukan Maman Abdurahman dkk. ketika pertandingan menyisakan waktu lima menit. Aksi itu merupakan akumulasi kekesalan dan kekecewaan para laskar "Pangeran Biru" terhadap berbagai keputusan yang dianggap "lucu", yang diperlihatkan oleh perangkat pertandingan mulai dari wasit, pengawas pertandingan, sampai aparat keamanan di Stadion Surajaya.

"Ini benar-benar keterlaluan. Saya sebagai mantan pemain timnas menangis melihat pertandingan ini. Unjuk rasa ini baru pertama kali terjadi, saya tidak pernah memberi instruksi. Itu adalah puncak dari kekecewaan pemain terhadap perangkat pertandingan. Sepanjang pertandingan, kami selalu ingin bermain dengan baik, tapi wasit selalu menganggap serangan kami offside. Gol Gonzalez bahkan dianulir, padahal gol itu murni dari bola crossing," kata Jaya Hartono sambil menahan emosi, seusai pertandingan kepada wartawan Pikiran Rakyat, Arif Budi K. dan Andri Gurnita.

"Siapa yang akan diberi sanksi dengan kejadian ini, para pemain diam karena mereka kecewa dengan wasit," ujarnya.

Pertandingan penting yang tidak disiarkan langsung itu memang sudah diwarnai protes keras dari Persib sejak awal. "Pangeran Biru" yang mulai bebas dari tekanan Persitara pada tiga puluh menit awal, melancarkan serangan melalui umpan lambung. Namun, setiap kali Gilang Angga ataupun Siswanto melepas umpan silang, Asisten Wasit Kundori langsung mengangkat bendera tanda offside.

Kekesalan para pemain dan ofisial Persib kemudian memuncak pada menit ke-41, ketika wasit menganulir gol tandukan Christian Gonzales yang menyambut umpan Gilang Angga. Asisten Wasit II Kundori saat itu mengangkat bendera offside meski Gonzales tampak berlari dari belakang bek Persitara, sebelum menyambar bola. Protes tidak digubris oleh wasit Setiyono dan Kundori.

Persitara memanfaatkan buyarnya konsentrasi Persib dengan gol pembuka melalui penetrasi individu John Tarkpor pada menit ke-44. Suasana kemudian memanas saat para pemain dan ofisial Persib memburu Kundori untuk memprotes keputusannya. Malangnya, aksi protes ini justru dihadapi dengan tindakan represif dari petugas keamanan yang justru mendorong dan terlibat adu mulut dengan pemain Persib di lorong ganti. Menurut pengakuan Hilton Moreira, kejadian itu bahkan diwarnai insiden pemukulan oleh polisi terhadap dirinya dan Nova Arianto.

Babak kedua juga masih menuai protes, kali ini Asisten Wasit I Endra Kardiana yang dianggap sebagai pemicu karena selalu memvonis offside serangan dari sayap Persib. Persib kembali ketinggalan karena tembakan Rahmat Rivai menit ke-49, sebelum gol Hilton membuat kedudukan 1-2 enam menit kemudian. Kepemimpinan wasit yang tak berubah membuat permainan Eka Ramdani buyar. Tendangan bebas Esaiah Pello Benson membuat Persib tertinggal 1-3 menit ke-85.

Karena serangan selalu dihentikan keputusan offside, para ofisial dan pemain di bangku cadangan Persib berdiri bersama dan bertepuk tangan untuk kepemimpinan wasit. Tak lama kemudian, para pemain duduk bersama di tengah lapangan membiarkan Persitara menyerang. Tema Mursadad juga hanya diam membiarkan Prince Kabir Bello membobol gawangnya pada menit ke-90.

Sementara itu, kubu Persitara enggan berkomentar tentang kinerja perangkat pertandingan, termasuk kepemimpinan wasit. "Kami cukup puas dengan penampilan dan hasil pertandingan. Kemenangan ini memang sangat kami butuhkan," kata Manajer Persitara Harry Ruswanto.

sumber :http://www.pikiran-rakyat.com

Persib Tutup Pertandingan Kandang Dengan Kemenangan

5.31.2009

Meski harus menjalani dua laga dalam empat hari di tempat berbeda, Persib Bandung tetap tampil maksimal dengan mencukur Deltras Sidoarjo dengan skor telak 6-1, Sabtu (30/5). Tidak seperti biasanya, skuad Persib datang ke Stadion Si Jalak Harupat, Soreang Kab. Bandung dengan berjalan kaki karena akses masuk ke stadion sangat padat.

Demi menutup pertandingan kandang terakhir dengan manis, Persib tampil all-out dan langsung memimpin di menit ke-7 lewat tendangan Atep dari luar kotak penalti. Namun keunggulan Persib tidak berlangsung lama, memanfaatkan kelengahan lini belakang Persib, Dede Hugo mencetak gol di menit ke-28.

Di menit ke-32, Bek Deltras Firmansyah diganjar kartu merah setelah mendapatkan kartu kuning kedua akibat melanggar Gilang Angga dengan keras. Eka Ramdani yang mengeksekusi tendangan bebas langsung memberikan umpan kepada Gilang Angga dan bola berhasil diceploskan ke gawang Mukti Ali Raja. Christian Gonzales menutup babak pertama dengan gol yang diciptakannya lewat sundulan kepala.

Alih-alih mengendurkan serangan di babak kedua, Persib malah mengencangkan serangannya dan berhasil mencetak gol di menit ke-59 lewat sontekan Christian Gonzales memanfaatkan umpan Hilton Moreira. Di menit ke-62, sebuah penetrasi yang dilakukan Christian Gonzales terhenti akibat wasit memberikan hadiah penalti kepada Persib. El Loco pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan melesakkan bola ke dalam gawang dan mengukuhkan dirinya sebagai top scorer sementara Liga Super Indonesia dengan 27 gol. Pemain pengganti Rafael Bastos menutup pertandingan dengan sebuah gol cantik dari luar kotak penalti di menit ke-71.

Dengan ini, Persib memantapkan posisinya di peringkat ke-2 dengan 63 poin dari 31 laga meninggalkan Persiwa Wamena di peringkat ke-3 dengan 60 poin dari 32 laga. Persib masih akan menjalani tiga laga tandang yakni melawan Persitara (6/2), Persela (6/7), dan Persija (13/7). (Haekal Adzani)

Kini, setiap orang bisa seperti James Bond

5.07.2009

Deskripsi singkat

Ya, seperti tajuk yang tertera di atas, kini setiap orang bisa seperti James Bond. Setiap orang yang mampu berlagak seperti James Bond. Jika kamu pernah melihat beberapa seri film James Bond, ada hal yang tidak pernah lepas dari film ini, dari mulai Sean Connery sampai Pierce Brosnan, yakni kecanggihan gadget yang dipakai agen 007 ini.

Hal ini tentunya menjadi hal yang tak bisa lepas dari sosok agen 007 yang flamboyan dan doyan senggama. Contohnya, di film The World Is Not Enough, Bond memakai Jam tangan yang bisa mengeluarkan kawat pengait, sebuah rompi tipikal airbag, dan mobil yang kiranya hanya ada di dunia fiksi.

Dewasa ini, sudah mulai dipasarkan sebuah pena berkamera. Pena ini, tidak hanya mampu merekam suara, tapi juga merekam gambar alias video. Bentuknya yang kecil dan dijadikan sebagai kamuflase, membuatnya layak dinobatkan sebagai gadget ala Bond.

Setidaknya ada beberapa tipe dan spesifikasi pena kamera. Generasi pertama pena kamera ini masih menggunakan baterai biasa semacam baterai abc. Selenjutnya, pena kamera memakai baterai rechargeable, dari mulai seperti baterai handphone sampai solar cell.

Generasi pertama camera pen terbilang payah karena bisa dibilang masih dalam taraf percobaan atau trial. Jenis kamera yang digunakan adalah kamera CMOS. Resolusinya rendah, hasil rekamannya patah-patah dan tidak jernih.

Generasi kedua masih menggunakan kamera CMOS camera, tapi resolusinya sudah tinggi. Hasil rekamannya pun lebih jernih.

Generasi ketiga, sudah memakai kamera CCd Camera, resolusi yang lebih tinggi dari generasi kedua. Kualitas rekam gambarnya pun bisa sampai 25 frame per second.

Berikut adalah spesifikasi jenis pena kamera buatan Amerika:



4 Channels in 2400 - 2483.5MHz

* 10mw RF Output Power

* Transmitting Range Appx: 100 Ft.

* Operates on 4 SR44W Batteries readily available

* Only 65 mA power consumption

* Pen size: 145 mm (L) x 20 mm (W) / 14.5 mm Diameter

*Transmission Frequency 4 Channels in 2400 - 2483.5MHz

RF output power 10mW (3mW in USA)

Power Consumption 65mA

Size (Dimensions)

145 mm (L) x 20mm (W) / 14.5mm (dia)

Transmitting Range 60 in LOS

Weight 35 grams

Optional video signal Colour camera or B/W camera

Included power options 1 DC9V Battery and 15 GPA batteries

Receiver Specifications:

Transmission Frequency 2.4GHz

Video input/output 1Vp-p/75 ohm

Audio input/output 0.8V/600 ohm

Antenna 60 degree directional

Operating Power DC 12V

Power Consumption 180mA

Size 150 x 88 x 40mm

Ternyata pena kamera buatan China lebih canggih lagi. Negeri Tirai Bambu itu bisa membuat pena kamera yang sekaligus mentransmisikan gambar dalam radius 20 meter. Jadi pena kemera tersebut bisa menjadi CCTV mungil.

Berikut spesifikasinya:



Receiving Frequency: 2.4GHz

Intermediate Frequency: 480Mhz

Frequency Stabilization: +/-100Khz

Demodulation Mode: FM

Antenna: 50ohm SMA

Receiving Sensitivity: 48dB

Operation Temperature: 5 ~ 35deg C

Transmission Frequency: 2414Mhz

Locked Frequency

Power Adapter: DC 5V

Dimension: 45x15x15mm(LxWxD)

Recommended Max Range for Objects: 5 Meters

Transmission Range: 10~20 Meters

Built In Microphone

Built In Rechargeable Li-ion Battery

Included Solar Charger for Recharging The Pen

Manufacturer Ref.: 526R4LJTHG64


Harga: Bervariasi dalam rentang kurang dari Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 6.500.000,-.

Car a pemakaian

Cara pemakaian gadget ini terbilang ringkas. Anda tinggal menekan tombol On untuk menghidupkan pena ini. Selebihnya pena ini akan merekam gambar maupun suara secara otomatis. Jika pengintaian sudah selesai, tinggal tekan tombol Off. Selanjutnya data bisa ditransfer ke komputer.

Anda tidak perlu repot memakai kabel tambahan untuk pemindahan data tersebut. Tinggal lepas poros tengah pena kamera, lantas pena itu akan terbagi dua bagian (lihat gambar). Lantas anda tinggal plug in pena kamera ke komputer.

Kelebihan

Kelebihan gadget ini, pertama adalah bentuknya yang sangat compatible untuk melakukan penyamaran. Kedua, cara pemakaiannya yang praktis.

Hal di atas sangat memudahkan untuk pekerjaan investigasi bagi polisi, intelijen, maupun jurnalis. Pekerjaan yang sifatnya investigatif jelas menghadapi rintangan besar entah intu birokrasi maupun intimidasi. Pernyamaran adalah salah satu trik guna mengatasi kendala tersebut.

Tak ayal, pena kamera ini layak disebut sebagai gadget-nya James Bond.

Kekurangan

Pena kamera ini jelas mempunyai kekurangan. Hal minus itu bukan pada spesifikasi atau bentuk, tapi pada kesadaran massa akan keberadaan pena kamera ini. Ketika khalayak tahu akan keberadaan gadget tersebut, tentunya pena ini kehilangan keampuhannya dalam penyamaran. Maksud hati menyamar, malah “perampasan” yang didapat. Aparat yang ngeh tentunya akan lebih berhati-hati.

Dampak

Pena Kamera ini berpotensi untuk disalahgunakan oleh penggunanya untuk melakukan kejahatan seksual, membuka kehidupan pribadi orang lain dengan cara diam-diam tanpa izin. Bagi penggunanya mungkin memberi kegunaan tersendiri tapi bagi korban akan sangat merugikan. Namun, di sisi lain akan sangat memudahkan investigasi undercover dalam penggunaan yang tepat dan memudahkan presentasi dalam berbagai hal. Di saat kesulitan untuk mendapatkan rekaman atau gambar, adanya pena kamera memudahkan rekaman dan pengambilan gambar. Dengan harganya yang terjangkau, masyarakat dapat membeli dan menggunakannya tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Bukan tidak mungkin jika sukses, pena kamera ini bisa dikembangkan oleh pengembang untuk dijadikan sebuah gadget teknologi yang lebih baik.

Ambivalensi Internet dalam Konteks Media Massa

4.23.2009

Perkembangan media massa dewasa ini khususnya internet semakin semarak di tahun ke sembilan milenium baru ini. Surat elektronik menjadi sebuah hal yang dianggap lazim. Padahal, sepuluh tahun lalu, korespondensi lewat surat masih masih mengungguli surat elektronik. Komunikasi sekarang tidak melulu tatap muka, tapi bisa lewat jaringan dunia maya seperti situs yahoo mesanger aau facebook.


Perkembagan media online juga telah mengancam dunia surat kabar cetak. Audit Bureau of Circulations (ABC) mengatakan oplah untuk 507 harian di AS jatuh 4,64 persen dalam periode tersebut menjadi 38,16 juta eksemplar dari 40,02 juta pada periode yang sama tahun lalu. Oplah Minggu untuk 571 harian jatuh 4,85 persen selama periode itu menjadi 43,63 juta dari 45,85 juta pada periode yang sama tahun lalu, menurut angka yang diajukan ke ABC oleh penerbit dan menjadi subyek audit.


The New York Times, The Washington Post, dan Los Angeles Times termasuk di antara surat kabar utama AS yang sirkulasiya menurun, sementara US Today dan The Wall Street Journal Yorkshire melawan tren itu dan mencatat kenaikan marginal dalam jumlah pembaca. Surat kabar AS telah berusaha keras dalam beberapa tahun terakhir melawan penurunan terus-menerus dan kehilangan jumlah pembaca dan iklan yang direbut media online. www.tempointeraktif.com/hg/amerika/2008/10/28/brk,20081028-142485,id.html

Invasi media online lewat jaringan internet memang menimbulkan pertanyaan, seberapa massif dia bisa meraih perhatian khalayak dan apakah internet memang bisa disebut media massa dalam perspektif keilmuan khususnya komunikasi massa.


Komunikasi massa sendiri memiliki banyak definisi. Gerbner mendefinisikan komunikasi massa sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan teknolngi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Mass communication is the technologically an institutionally based priduction and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes. (Rakhmat, 2003:188)


Adapun Joseph R Dominick mendefiniskan Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.


Dari dua pengertian di atas komunikasi massa harus berlangsung melalui sebuah media massa. Media massa di sini bisa diartikan sebagai median yang memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak sebagaimana halnya yang tertera dalam definisi Dominick.


Kami berpendapat, untuk mengukur suatu hal, dibutuhkan parameter atau alat ukur. Dalam konteks internet sebagai media massa, kami memakai parameter karakteristik komunikasi massa. Jadi karakteristik-karakteristik inilah yang menjadi ukuran apakah internet tergolong media massa atau bukan.


Dalam buku Komunikasi Massa karya Elvinaro Ardianto dkk, setidaknya ada 8 karakteristik komunikasi massa, yakni Komunikasi yang Terlembagakan, Pesannya Bersifat Umum, Komunikannya Antonim dan Heterogen, Media Massa Menimbulkan Keserempakan, Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan, Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah, dan Stimulasi Alat Indra Terbatas.

Pertama adalah Komunikasi Terlembagakan. Artinya ciri komunikasi massa adalah komunikatornya dan Wright menyatakan bahwa komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Sedangkan dalam internet, banyak pesan yang disampaikan kepada khalayak namun tidak secara terlembagakan. Contohnya blog pribadi yang tidak terlembagakan, namun ada juga yang terlembagakan seperti Liputan 6.


Kedua, ,, adalah karakteristik komunikasi massa yang menyatakan bahwa pesannya bersifat umum. Komunikasi massa bersifat terbuka, ditujukan kepada semua orang singkatnya, bersifat umum. Internet bisa bersifat umum ataupun tertutup. Media online sudah jelas bersifat umum karena semua pengguna internet bisa mengaksesnya dan memenuhi karakteristik media massa. Akan tetapi, di luar media online, meski pengakses internet mendapatkan informasi dari web-web, tetap saja web-web tersebut tidak dapat disebut sebagai media massa karena tidak memenuhi karakteristik lainnya. Selain itu juga ada ¬e-mail, yang tidak dapat diakses oleh umum, hanya oleh orang-orang yang memiliki ID dan password dari e-mail tersebut, padahal informasi tersebar di dalamnya.


Ketiga, komunikannya anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, kita tidak pernah tahu bagaimana dan siapa yang menjadi audiens pesan kita. Karena kita tidak bertatap muka dan menggunakan media, komunikasi massa bersifat anonim dan juga karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dan bersifat heterogen. Sama halnya dengan internet, kita mengakses sebuah situs informasi, dan mungkin orang yang lebih muda atau lebih tua, yang berbeda status sosialnya dengan kita mengakses dalam waktu bersamaan. Dan penulis tidak akan tahu siapa yang akan mengaksesnya karena ketidakterbatasan audiens selama audiens memiliki akses ke internet. Namun bagi beberapa situs memang tersegmentasi ke dalam beberapa lapisan sosial, hanya saja bagi pengakses yang ingin membuka situsnya dapat dihitung sebagai pengakses di luar segmentasi.


Keempat, , media massa menimbulkan keserempakan. Effendy (1981) mengatrikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Itu mendukung posisi internet sebagai media massa karena karakteristik yang sama dengan internet. Dengan kata lain, situs internet dapat diakses secara real time oleh beberapa orang secara bersamaan dan orang-orang tersebut mendapatkan informasi yang sama. Namun, jika tidak sesuai dengan karakteristik lainnya belum menguatkan pernyataan bahwa internet adalah media massa.


Kelima, , Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan. Deddy Mulyana dalam buku Komunikasi Suatu Pengantar, menyebutkan, salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunkasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Lebih lanjut Deddy Mulyana menyebutkan, dalam konteks komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, merujuk kepada unsur-unsur lain termsuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.


Karakteristik ini dalam aplikasinya terbelah menjadi dua pendekatan. Pertama, berdasarkan karakterisrik ini, internet bisa tergolong media massa. Pendekatan kedua adalah anti tesis dari pendekatan pertama.
Pendekatan pertama bisa kita lihat jika konteksnya media online seperti Liputan 6.com, kompas.com. Pendekatan kedua bisa dilihat jika konteksnya situs jaringan sosial seperti Facebook, My Space, Friendster, dan lain-lain.


Media online seperti liputan 6.com dan Kompas.com jelas menerapkan prinsip jurnalisme secara umum yang mana pesan yang disampaikan bersifat umum. Memang dalam situs media online terdapat ruang bagi pengakses untuk memberikan komentar terhadap isi berita, namun dalam situs semacam liputan 6 lebih menekankan isi pesan yag disampaikan komunikator (admin situs liputan 6.com) ketimbang hubungannya dengan komunikan.

Dalam perkembangannya, memang tidak bisa dihindari adanya hubungan yang terbangun dari penyediaan ruang komentar, tapi tetap dimensi yang ditekankan adalah dimensi isi pesan, bukan hubungan.


Hal di atas berkebalikan jika konteksnya adalah situs jejaring sosial semacam facebook. Situs semacam facebook, dilihat dari tagline facebook sendiri, helps you connect and share with the people in your life . Tag line tersebut jelas menggambarkan tujuan dari aksesibilitas terhadap situs tersebut, yakni membangun hubungan sosial.


Keenam, , stimulasi Alat Indra Terbatas. Karakteristik komunikasi massa yang satu ini membuat media massa tidak mampu menggabungkan seluruh stimulasi alat indra dalam mengakses informasinya. Orang yang menerima pesan tidak secara keseluruhan menerima pesan

Ketujuh, , komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Karakteristik ini adalah salah satu kelemahan komunikasi massa. Karena komunikasinya dilakukan melalalui media massa, komunikator dan komunikan tidak bisa melakukan kontak langsung. Keduanya tidak isa melakukan dialog sebagaimana terjadi dalam komunikasi antar persona. (Ardianto, 2007; 10)

Pernyataan di atas bisa dipatahkan lewat kehadiran internet. Situs percakapaan via dunia maya seperti yahoo messenger google talks, dan facebook, bisa mengakomodir dialog antara komunikator dan komunikan.


Ketujuh, karakteristik terakhir, umpan balik tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (indirect). Komunikasi massa membatasi komunikan untuk memberikan feedback secara langsung kepada komunikator. Contohnya, seorang pembaca surat kabar, jika ingin menyampaikan kritik atau saran terhadap pemberitaan surat kabar, paling cepat feedback pembaca tersebut dimuat sehari setelah surat kabar itu terbit. Sialnya, tidak semua feedback pembaca akan dimuat di surat kabar tersebut.


Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan media online. Seorang pengakes situs kompas.com atau liputan 6.com, langsung bisa memberikan komentar terhadap isi berita yang mereka (kompas.com atau liputan 6.com) tampilkan. Komentar dari satu pengakses pun bisa langsung dikomentari oleh pengakses lain.

Kesimpulan

Berdasarkan karakteristik komunikasi massa, internet tidak bisa sepenuhnya digolongkan sebagai media massa. Pasalnya, ada beberapa penggunaan internet yang sesuai dengan karakteristik komunikasi massa dan ada juga yang tidak. Jadi kami melihatnya berdasarkan konteks yang disesuaikan dengan karakteristik komunikasi massa tersebut. Dengan kata lain, internet bersifat ambivalen jika dikaitkan dengan pertanyaan, apakah internet tergolong media massa.

Sumber

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah.2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Edisi Revisi). Bandung.Simbiosa

Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Rosda Karya

www.tempointeraktif.com/hg/amerika/2008/10/28/brk,20081028-142485,id.html